Nama : Harlis Aryatama.P
NPM : 33416226
Kelas : 2ID11
Manusia yang Baik Adalah
Menurut saya, manusia
yang baik adalah manusia yang orientasi hidupnya dinilai terbaik bukanlah
dinilai dari ukuran manusia semata, tetapi karena ridha Allah Ta’ala. Manusia
yang baik itu adalah manusia yang mau membantu kepada siapapun tidak melihat
dari segi fisik maupun segi materi, orang yang mau memberikan ilmu yang dia
miliki kepada orang lain, orang yang menghormati orang lain, orang yang berguna
bagi keluarga sendiri, orang yang bermanfaatkan bagi keluarga dan teman, orang
yang bersikap ramah, orang yang bersikap sopan santun, orang yang memaafkan dan
juga meminta maaf, dan juga menjadi orang / manusia yang memiliki akhlak. Menurut
saya, manusia yang baik adalah seperti itu.
Manusia merupakan tempatnya salah dan khilaf. Tak
ada manusia yang sempurna dan tak memiliki kesalahan. Manusia terbaik adalah
manusia yang salah lalu memperbaiki kesalahannya. Selama ini, aku memang
terpola dengan pemikiran seperti itu. Dengan segala kenaifannya, bahwa manusia
yang baik adalah yang mampu memperbaiki dirinya ketika sadar telah berbuat
salah. Jadi, manusia terbaik adalah bukan manusia yang tak pernah salah atau
berbuat salah.
Begitulah pola fikir yang terbantuk selama ini.
Namun, beberapa hari yang lalu, ketika berdiskusi dengan seorang teman, ia
menyangkal pola piker tersebut. Menurut teman saya itu yag biasa dipanggil
Maman, bahwa manusia terbaik adalah manusia yang tidak pernah salah. Manusia
yang sempurna selalu sadar untuk tidak berbuat salah. Setiap kesalahan yang
dilakukan oleh manusia sangat sedikit yang dilakukan oleh orang yang tidak
sadar atau tidak sengaja. Contohnya, katanya, korupsi. Orang yang melakukan
korupsi dan sejenisnya tentu melakukannya dengan sengaja. Sebab, menurut Maman
hal itu dilakukan secara sadar. Bila tidak tidak sadar tentu orang tersebut
mabuk, gila atau ada kelainan jiwa lainnya. Jadi, katanya semua perbuatan yang
dilakukan secara sengaja dan sadar. Mana ada orang yang tidak sengaja melakukan
korupsi, dan mana ada orang gila yang korup.
Akibat perubahan makna orang baik itu kata Maman,
banyak orang yang melakukan perbuatan dosa seperti tidak berdosa. Selain itu,
karena perubahan makna orang baik tersebut, banyak orang yang melakukan
perbuatan salah, dan berusaha memperbaikinya, dan pada kesempatan lain ia
melakukannya kembali. Inilah menurut Maman yang menyebabkan masalah kebaikan
menjadi terlihat sangat nisbi.
Banyak manusia yang baik pada satu sisi, tapi
disisi lain ia melakukan kejahatan, keburukan dan kesalahan. Karenanya,
persoalan yang sangat sepele sangat sulit diselesaikan. Untuk jujur saja
demikian sulit. Apalagi untuk perbuatan yang sangat besar. Orang bisa melakukan
apa saja agar terlihat baik. Padahal disisi lain ia ber buat kejahatan. Banyak
orang yang dermawan, tapi sedekahnya dari hasil perbuatan dosa. Terlebih lagi
bagi orang yang kikir, tamak, dan rakus. Untuk memperbaikinya, kita harus
mengembalikan pemaknaan orang baik sebagaimana adanya, bahwa orang baik adalah
orang tidak pernah melakukan kesalahan. Kita tidak bisa merubah makna tersebut,
sekalipun tidak ada satu manusiapun yang memenuhi klasifikasi tersebut. Selama
ini, kita terlena dengan makna bahwa orang baik adalah orang berbuat salah tapi
bisa memperbaiki kesalahannya. Makna ini justru mengaburkan makna yang
sesungguhnya.
Menjadi manusia sempurna memang tidak ada, kecuali para Nabi dan Rasul Allah. Namun demikian, tidak bisa kita mereduksi makna manusia baik tersebut. Kriteria manusia baik yang tidak pernah berbuat salah. Tidak bisa dirubah atau dikurangi maknanya. Karena perubahan dan pengurangan makna tersebut justru menjustifikasi perbuatan salah manusia. Yang salah tetap salah. Demikian pula, yang baik dan benar harus tetap baik dan benar.Kita memang bukan manusia baik. Tapi, kita harus berusaha untuk menjaid baik. Caranya. Usahakan untuk tidak berbuat salah.
Menjadi manusia sempurna memang tidak ada, kecuali para Nabi dan Rasul Allah. Namun demikian, tidak bisa kita mereduksi makna manusia baik tersebut. Kriteria manusia baik yang tidak pernah berbuat salah. Tidak bisa dirubah atau dikurangi maknanya. Karena perubahan dan pengurangan makna tersebut justru menjustifikasi perbuatan salah manusia. Yang salah tetap salah. Demikian pula, yang baik dan benar harus tetap baik dan benar.Kita memang bukan manusia baik. Tapi, kita harus berusaha untuk menjaid baik. Caranya. Usahakan untuk tidak berbuat salah.